Ekuitas perusahaan perseorangan adalah
kepemilikan usaha pemilik yang pada umumnya disajikan dalam satu jumlah
tertentu, dimana tidak diperlukan penyajian subklasifikasi ekuitas karena pemilik
tidak membatasi mengenai berapa banyak yang harus diinvestasikan atau ditarik
dari bisnis. Dalam hal likuidasi atau
insolvensi, kreditor dapat mengambil aktiva pribadi si pemilik, dan laba yang
timbul dihitung secara berkala dan ditambahkan pada akun modal pada setiap
akhir periode. Transaksi modal
(penarikan dan investasi tambahan) dicatat langsung dalam akun modal, dan semua
perubahan diikhtisarkan dalam laporan perisahaan yang terpisah.
Ekuitas perusahaan persekutuan serupa dengan ekuitas
perorangan, kecuali bahwa hal itu diklasifikasikan sesuai kepentingan sekutu,
yang memiliki nilai :
1.
harus diakui bahwa klasifikasi ini hanya menunjukkan
kepentingan dalam aktiva bersih perusahaan;
2.
setiap kepentingan sekutu dalam laba perusahaan dapat
seluruhnya berbeda menurut syarat perjanjian.
Akun
pengambilan terpisah dapat digunakan untuk menetapkan pengendalian atas
pengambilan atau untuk memaksakan ketaatan pada perjanjian pengambilan.
Kreditor
tidak berkepentingan dalam saldo modal sekutu karena mereka berada dalam
ekuitas pemilik total dan aktiva pribadi karena setiap sekutu dapat menjadi
berutang untuk setiap/semua utang perusahaan.
Tujuan
paling mendasar dari klasifikasi ekuitas pemegang saham adalah untuk memberikan
informasi kepada pemegang saham, investor, kreditor, dan kepentingan lain
mengenai efisiensi dan pengurusan manajemen.
Klasifikasi juga harus memberikan informasi mengenai kepentingan ekonomi
historiis dan prospektif dari kelompok-kelompok yang memegang kepentingan
ekonomi.
Dalam
memenuhi tujuan ini, informasi dalam laporan keuangan harus mengungkapkan hal
sebagai berikut :
1.
sumber sumber modal yang dipasok kepada perusahaan
2.
pembahasan hukum pada distribusi modal yang diinvestasikan
kepada pemegang saham
3.
pembatasan hukum, kontraktual, manajerial, dan keuangan
pada distribusi dividen pemegang saham
4.
prioritas beberapa kelas pemegang saham dalam likuidasi
Sumber
utama dari ekuitas pemegang saham perseroan adalah :
1.
jumlah yang disetorkan oleh pemegang saham
2.
kelebihan laba bersih atas deviden yang dibayarkan kepada
pemegang saham
3.
sumbangan selain dari pemegang saham
Untuk memberikan perlindungan kepada kreditor, pengadilan dan wewenang hukum menetapkan pembatasan pada jumlah aktiva yang dapat dibagikan secara legal kepada para pemegang saham dalam situasi normal sebelum likuidasi formal.
Asumsi
umum adalah deviden tunai tidak boleh dibayarkan jika akan mengurangi aktiva
bersih di bawah total modal disetor, sekalipun sebagian atau seluruh modal
disetor yang lebih tinggi dari nilai pari dapat didistribusikan secara
legal. Ini merupakan restriksi yang
berlaku otomatis yang oleh pembedaan akuntansi antara modal yang diinvestasikan
dan laba.
Kreditor
mempunyai prioritas dalam likuidasi di atas pemegang saham dan kelas pemegang
saham mempunyai prioritas atas kelas lain sesuai dengan perjanjian kontraktual.
Preferensi likudasi dari saham preferen
mungkin sama dengan nilai pari atau nilai yang ditetapkan per saham atau dapat
mencakup premium. Biasanya dividen
preferen yang dimasukkan jika dividen preferen bersifat kumulatif.
Kebutuhan
pengingkapan penuh atas hak prioritas likuidasi tidak berarti klasifikasi
merupakan metode terbaik untuk mencapai pengungkapan ini
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
NOMOR 21
Ekuitas
sebagai bagian hak pemilik dalam perusahaan haru dilaporkan sedemikian rupa
sehingga memberikan informasi mengenai sumbernya secara jelas dan disajikan
sesuai denagn peraturan perundang undangan dan akta pendirian yang berlaku
Pada
pokoknya, pengungkapan unsur ekuitas diharapkan secara jelas mengelompokkan
modal disetor, saldo laba, selisih penilaian aktiva tetap, dan modal sumbangan.
Akuntansi
untuk ekuitas Badan Usaha bukan PT harus dilaporkan sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku untuk badan usaha tersebut dan standar akuntansi yang
berlaku khusus untuk industri yang bersangkutan, misalnya Koperasi.
Modal
saham meliputi saham preferen, saham biasa dan akun Tambahan Modal
Disetor. Pos modal lainnya seperti
modal yang berasal dari sumbangan dapat disajikan sebagai bagian dari tambahan
modal disetor.
q
agio saham,
q
tambahan modal dari perolehan kembali saham dengan harga
yang lebih rendah daripada jumlah yang diterima pada saat pengeluaran,
q
tambahan modal dari penjualan saham yang diperoleh kembali
dengan harga di atas jumlah yang dibayarkan pada saat perolehannya,
q
tambahan modal dari perbedaan kurs modal disetor,
q
dan lain sebagainya.
Pencatatan
penambahan modal disetor berdasarkan :
q
jumlah uang yang diterima
q
setoran saham dalam bentuk uang sesuai transaksi nyata
q
besarnya tagihan yang timbul
q
nilai wajar aktiva bukan kas
q
setoran saham dalam bentuk barang
Pencatatan
pengurangan modal disetor :
q
jumlah uang yang dibayarkan
q
besarnya hutang yang timbul
q
nilai wajar aktiva bukan kas
Pengeluaran
saham dicatat sebesar nilai nominal.
Pencatatan penarikan kembali saham yang telah dikeluarkan dilakukan
dengan mendebet akun Modal Saham dan mengkredit akun Modal saham yang Diperoleh
Kembali.
2.
perolehan kembali saham beredar dengan par value method
3.
perolehan kembali saham sumbangan
Dividen
dapat dibagikan dalam bentuk :
q
Kas
q
Aktiva bukan kas