Saat tabur api menerpa angkasa
Dengan asap anganku membaur
Dan tatkala asa mulai terbentuk,
Kupikir untukku tapak itu membentang
Kulihat wajahnya terukir oleh bintang
Meskipun juga terkadang menghilang
Gelap malam.., kembali membuatnya benderang
Tak pernah surut air di dermaga
Padampun tak dapat terjadi di belaga
Hati ini telah berada pada tiangnya
Menggapai bidadari adalah obsesinya
Janganlah kau bicara takdir
Karena Tuhan tidak ingin hak-Nya ditafsir
Tetapkanlah kau pada asamu,
Jatuhkanlah wajahmu ke hadapan-Nya
Karena Dia akan menentukan kemauan-Nya