Futuuhul Ghaib (Penyingkap Keghaiban)
Welcome to
Walisanga.net
One Window to Your World of Religious Information
  Nasehat Ketigapuluhempat

Betapa aneh kau marah kepada Tuhanmu, menyalahkan-Nya dan menggap-Nya, Yang Mahakuasa lagi Mahaagung, tak adil, menahan rizki, tak menjauhkan musibah. Tidakkah kau tahu bahwa setiap kejadian ada waktunya, dan setiap musibah ada akhirnya? Keduanya tak bisa dimajukan atau ditunda. Masa-masa musibah tak berubah, sehingga datang kebahagiaan. Masa-masa kesulitan tak berlalu, sehingga datang kemudahan. Berlaku paling baiklah, diamlah senantiasa, bersabar, berpasrah dan ridhalah kepada Tuhanmu. Bertobatlah kepada Allah.

Di hadapan Allah tiada tempat untuk menuntut atau membalas dendam seseorang tanpa dosa dorongan nafsu, sebagaimana yang terjadi dalam hubungan antarhamba-Nya. Ia, Yang Mahakuasa lagi Mahaagung, sepenuhnya esa. Ia menciptakan hal-hal dan menciptakan manfaat dan mudharat. Maka, Ia mengetahui awal, akhir dan akibat mereka. Ia, Yang Mahakuasa lagi Mahaagung, bijak dalam bertindak dan tiada ketakselarasan dalam tindakan-Nya. Ia tak melakukan sesuatu pun tanpa arti dan main-main. Adalah tak layak menisbahkan kecacatan atau kesalahan kepada tindakan-Nya. Lebih baik menunggu kemudahan, jika kau merasakan kepudaran kepatuhanmu terhadap-Nya, hingga tibanya takdir-Nya, sebagaimana datangnya musim panas setelah berlalunya musim dingin, dan sebagaimana datangnya siang setelah berlalunya malam.

Nah, jika kau memohon tibanya cahaya siang selama kian memekatnya malam, maka permohonanmu sia-sia; tapi kepekatan malam kian memuncak hingga mendekati fajar, siang datang dengan kecerahannya, entah kau kehendaki atau tidak. Jika kau kehendaki kembalinya malam pada saat itu, maka doamu takkan dikabulkan. Sebab kau telah meminta sesuatu yang tak layak. Kau akan dibiarkan meratap, lunglai, jemu dan enggan. Tinggalkanlah semua ini, senantiasa beriman dan patuhlah kepada Tuhanmu dan bersabarlah. Maka, segala miikmu takkan lari darimu, dan segala yang bukan milikmu takkan kau peroleh. Demi imanku, begitulah, mohonlah pertolongan kepada Allah, dengan mematuhi-Nya. "Mohonlah kepada-Ku, maka akan Kuterima permohonanmu." (QS 40:60). "Mintalah kepada Allah karunia-karunia-Nya." (QS 4:32). Mohonlah kepada-Nya, maka Ia akan menerima permohonanmu pada saatnya, bila dikehendaki-Nya, dan bila hal itu bermanfaat bagimu dalam kehidupan duniawimu dan akhirat.

Jangan salahkan Ia bila Ia menangguhkan penerimaan doamu. Jangan jemu berdoa. Sebab, sesungguhnya jika kau tak memperoleh, kau juga tak rugi. Jika Ia tak segera menerima doamu di kehidupan duniawi ini, maka Ia akan menyisihkan bagimu pahala di kehidupan kelak. Nabi bersabda bahwa pada Hari Kebangkitan hamba-hamba Allah akan mendapati dalam kitab amalannya amal-amal yang tak dikenalinya. Lalu, kepadanya dikatakan bahwa itu adalah balasan dari doa-doanya di kehidupan duniawinya yang tak dikabulkan. Maka dari itu, ingatlah selalu Tuhanmu, esakanlah Ia selalu dalam memohon sesuatu dari-Nya. Jangan memohon kepada selain-Nya. Maka, setiap saat, baik siang maupun malam, sehat atau sakit, suka atau duka, kau berada dalam keadaan :

  1. Tak meminta, ridha dan pasrah kepada kehendak-Nya, seperti jasat mati di hadapan orang yang memandikannya, atau seperti bayi di tangan perawat, atau seperti bola polo di depan pemain polo, yang menggulirkannya dengan tongkat polonya. Dan Allah berbuat sekehendak-Nya. Bila hal itu adalah rahmat, rasa syukur dan puja-puji meluncur darimu, dan limpahan rahmat datang dari-Nya, Yang Mahakuasa lagi Mahaagung, sebagaimana firman-Nya: "Sesungguhnya jika kau bersyukur, tentu akan Kuberikan kepadamu lebih banyak lagi" (QS 14:7)
    Tapi, jika hal itu adalah musibah, maka kesabaran dan kepatuhan meluncur darimu dengan pertolongan kekuatan yang dianugerahkan oleh-Nya, keteguhan hati, pertolongan rahmat dan kasih-sayang dari-Nya, sebagaimana firman-Nya, Yang Mahakuasa lagi Mahaagung: "Sesungguhnya Allah bersama orang yang sabar." (QS 2:153) "Jika kau menolong Allah, maka Ia akan menolongmu dan meneguhkan pijakanmu." (QS 47:7)
    Bila kau telah membantu (jalan) Allah, dengan menentang hawa nafsumu, tak menyalahkan-Nya, menghindari ketaksenangan dirimu terhadap kehendak-Nya, menjadi musuh diri demi Allah, siap menyerangnya dengan pedang bila ia bergerak dengan kekafiran dan kesyirikannya, menebas kepalanya dengan kesabaran dan keselarasanmu dengan Tuhanmu, dengan keridhaan terhadap kehendak dan janji-Nya, - jika kau berlaku demikian, maka Allah akan menjadi penolongmu. Mengenai rahmat dan kasih-sayang Ia berfirman: "Berilah kabar baik kepada orang-orang yang sabar, mereka, yang bila ditimpa musibah, berkata: Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya kami kembali. Mereka adalah yang dikaruniai rahmat dan kasih-sayang Tuhan mereka, dan mereka adalah pengikut-pengikut jalan kebenaran." (QS 2:156-157).

  2. Memohon kepada Allah dengan kerendahdirian, dengan mengagungkan-Nya, dan patuh kepada perintah-perintah-Nya. Ya, berdoalah kepada Allah, hal itu adalah layak, sebab Ia sendirilah yang memerintahkanmu untuk memohon kepada-Nya, berpaling kepada-Nya, telah membuat hal itu sebagai sarana kesenanganmu, semacam utusan darimu kepada-Nya, sarana penghubung dengan-Nya,dan sarana pendekatan kepada-Nya, asalkan, tentu saja, kau tak menyalahkan-Nya, marah kepada-Nya, karena ditangguhkan-Nya penerimaan doamu. Nah, perhatikanlah perbedaan antara dua keadaan ini. Jangan berada di luar keduanya, sebab tiada keadaan selain keduanya. Berhati-hatilah agar kau tak berbuat aniaya, yang melanggar batas. Sehingga Ia akan membinasakanmu dan Ia takkan memperhatikanmu, sebagaimana dibinasakan-Nya orang-orang yang telah berlalu di dunia ini, dengan menambah bencana-bencana-Nya, dan di akhirat, dengan siksa yang amat pedih.
    Mahabesar Allah ! Wahai yang tahu keadaanku ! Kapada-Mulah aku beriman.

Disadur dari buku Futuuhul Ghaib karya Syaikh Abdul Qodir Al Jaelani

- The Walisanga.net Team

 


Back